29 April 2013

Menunda: Menyelesaikan Masalah dengan Masalah

Pagi ini, entah kenapa cuaca terasa dingin sekali. Membuat saya malas beranjak dari hangatnya kamar tidur. Anak saya yang baru seorang, tengah jalan-jalan pagi dengan Abinya. Bertambah sepilah suasana pagi di kamar saya. Tidak ingin tertidur lagi, saya menghidupkan notebook dan mulai blog walking. Oh ho... saya menemukan sebuah judul tulisan yang rasanya langsung telak menampar saya. Judul tulisan itu adalah Menunda Pekerjaan (Procrastination), yang ditulis oleh Bunda Evi Indrawanto. Sungguh, menunda-nunda adalah suatu hal yang berkesan sepele tapi efeknya luar biasa buruk. Dan aku termasuk salah satu diantara yang buruk itu. Sering menunda-nunda pekerjaan. Seperti yang baru saja terjadi. 

Sebenarnya sudah sering aku mendengar perihal ini. Tapi ya, seperti itulah manusia. Seringkali lupa. Jadi harus-harus sering diingatkan, dan juga sering-sering mawas diri. Jika tidak, tentunya bisa menjadi kebiasaan yang melenakan sekaligus menghanyutkan. Dari membaca tulisan Bunda Evi tersebut, aku jadi berfikir keras untuk mulai menata diri, sejak hari ini. Sebab nyatanya, perihal menunda pekerjaan ini sudah seringkali menambah daftar masalah yang harus kuselesaikan. Sekalipun begitu, tak juga membuatku berubah. Tapi kali ini benar, aku akan berusaha.

Perkara menunda-nunda ini nyatanya berakibat fatal bagi kelangsungan kehidupan kita sehari-hari. Kedisiplinan yang seyogyanya dapat mengatur hidup kita, menjadi berantakan jika dibarengi dengan sikap penundaan. Muhammad Al-Ghazali yang merupakan salah seorang Syaikh asal Mesir berkata, "Penundaanmu atas berbagai pekerjaan yang seharusnya kamu kerjakan saat kamu sedang dalam kelonggaran menandakan kebutaan jiwa..."


Menunda-nunda ini juga merupakan salah satu tipu daya nafsu yang menjerumuskan kita dalam lubang kesusahan yang kita gali sendiri. Bayangkan jika seharusnya saya mengerjakan semua pekerjaan rumah selepas Shubuh, maka sekitar jam 07.30 saya sudah bisa bersantai dan mengerjakan hal lain. Seperti menyelesaikan tulisan dan pekerjaan penting lainnya. Namun, terkadang rasa malas begitu mendera hingga menyepelekan suatu hal dan berbuntut pada penundaan. Berfikir bahwa masih ada waktu lain, membuat kita tidak maksimal dalam menjalankan segala sesuatu.

Padahal, dalam sebuah hadits jelas disebutkan: "Ada dua nikmat Allah yang kebanyakan manusia sering lalai terhadapnya. Yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan (waktu luang)," Hadits Riwayat Bukhari. Kita tidak tau kapan kita dipanggil kembali oleh Allah. Sanggupkah kita jika kita pergi dengan meninggalkan banyak hal yang belum sempat kita selesaikan akibat dari penundaan yang kita lakukan. Shalat, misalnya...


Sungguh benar jika kita memakai slogan Bapak Jusuf Kalla ketika hendak mencalonkan diri menjadi presiden, Lebih cepat lebih baik


Berikut saya rangkum beberapa contoh penundaan yang umum dilakukan oleh orang pada zaman ini:

1. Para ibu rumah tangga, asyik menunda pekerjaan rumahnya demi menonton siaran televisi yang disukainya. Hasilnya? Sudah waktunya para anggota keluarga pulang ke rumah, namun makan siang belum juga tersedia. Dan ibu terpaksa membeli makanan di luar untuk menyelesaikan perkara tersebut.
2. Para pelajar atau mahasiswa, asyik dengan dunia mayanya sehingga lupa dan menunda tugas-tugas mereka. Hasilnya? Nilai semester anjlok, dan terpaksa mengulang kembali di mata kuliah atau pelajaran tersebut.
3. Para pegawai yang menunda-nunda kewajibannya, pekerjaannya, tentunya akan menghasilkan label yang buruk untuk dirinya. Dapat memberikan pengaruh buruk pula bagi kelangsungan pekerjaannya.
4. Yang paling buruk adalah ketika seorang hamba, yakni kita semua, menunda-nunda waktu beribadah hanya untuk perkara-perkara yang sifatnya duniawi saja. Bagaimana hasil yang kita rasakan jika Allah berkehendak menjemput kita sebelum kita menunaikan ibadah tersebut? 

Wallaahu a'lam... Semoga tulisan ini, dapat menjadi renungan untuk saya pribadi, dan siapapun yang membaca tulisan ini.







Tulisan ini diikutsertakan dalam First Give Away : Jurnal Evi Indrawanto



21 April 2013

Ibu Rumah Tangga, Srikandi Keluarga!

Jika Kartini merupakan salah satu Srikandi Indonesia, dan Khadijah. ra, Aisyah. ra, Fatimah. ra, serta masih banyak lagi nama Srikandi dalam sejarah perjuangan Islam. Maka dalam rumah tangga, Ibulah srikandinya. 

Dzuhur, siang hari ini.
Bagi saya, profesi sebagai Ibu Rumah Tangga adalah sebuah profesi yang tidak dapat dibandingkan dengan profesi apapun. Masa depan Agama, Bangsa dan Negara berada padanya. Tidak akan lahir generasi penerus yang berakhlak mulia, cerdas dan bermartabat, jika kaum ibunya tidak lagi peduli pada masa depan mereka. Kaum Ibu, sekalipun berkegiatan di ruang publik dan berprofesi apapun, tetap tidak layak untuk mengesampingkan hal ini. Sebab pendidikan yang sedianya ibu berikan kepada anak, tidak akan dapat digantikan dengan siapapun, termasuk guru dan atau pembantu.

Foto ini foto baru. Diambil pada Dzuhur, siang hari ini. Pada usia yang sedini mungkin saya mengajak Aqilah untuk Shalat lima waktu dan juga berdo'a selepasnya. Sekalipun berprofesi sebagai penulis, dan juga pendidik di salah satu pesantren, mendidik anak adalah hal yang saya prioritaskan. Semoga, beberapa tahun yang akan datang, akan lahir generasi yang dapat membanggakan Agama, Bangsa dan Negara dari rahim saya... Aaaamiin... 

Anda semua adalah srikandi, Bu!!... :D

20 April 2013

Mimpi ke Jogja!





Terhanyut aku akan nostalgia

Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana jogja


Terakhir ke Jogja itu tahun 2005, usai ujian kelas 3 SMP. Ini udah 2013, lama banget rasanya! Pengen balik lagi... selalu pengen balik lagi! Bukan karena ada kenangan dengan seseorang tertentu. Sama sekali nggak! Soalnya tiap kesana pasti sama orangtua. Mungkin disitulah letak specialnya.

Bagiku Jogja tidak hanya sekedar nama kota. Tapi entah mengapa, daya pikatnya itu yang sangat luar biasa. Setiap mendengar kata Jogja, atau melihat sesuatu tentang Jogja, jantungku berdebar seperti ketika aku jatuh cinta.


Sungguh aku tidak sedang mengada-ada. Kesannya memang sepertinya agak berlebihan. Tapi memang inilah yang aku rasakan. Pertemuan-pertemuan singkat dengan Jogja, tentu saja membuatku ingin kembali. Jogja memang bukan tanah lahirku. Aku juga tidak pernah lama berada di dalam hiruk pikuknya. Justru karena itulah, aku menjadi selalu rindu. Bukan untuk berbelanja. Bukan juga hanya untuk menguras isi kantong. Untuk kembali saja! Menikmati nuansanya.

Aku tau, untuk kembali itu bukan hanya persoalan waktu. Kesibukan jelas tidak serta merta mengizinkan keinginanku. Ini juga persoalan dana. Rasanya memang hampir tidak ada celah untuk kembali ke sana. Sebab, jika hanya untuk jalan-jalan saja tanpa ada alasan mendesak yang mengharuskan aku kembali, mungkin tidak ada kesempatan untuk kembali lagi. 

Tapi aku masih percaya perihal mimpi. Dengan bermimpi dan berdoa, aku yakin mimpiku segera akan nyata. Jangan salah, aku juga usaha lho! Tentunya dengan apa yang kupunya. Menulis! Salah satunya. 

Do'akan aku kawan. Semoga rinduku dapat segera tertunaikan! Pengen nikmatin suasana Jogja, sama suami dan anak tercinta. 


*Nulis ini pakai air mata lho... :'( Ternyata aku benar-benar rindu... Semoga Allah mengijabah ya...!


Pas banget nemu foto ini di google, 2005 euuy! 

18 April 2013

Do'a - Do'a Baik...


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ…
Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan Muslimat, Mu’minin dan Mu’minat, baik yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup, dengan rahmat-Mu Wahai Tuhan yang Maha penyayang…
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ وَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ الْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ…
Ya Allah ya Tuhan kami, Muliakanlah Islam dan Kaum Muslimin, Hancurkan dan hinakan orang-orang kafir dan musyrik, musuh-Mu dan musuh agama-Mu…
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَ صِيَامَنَا وَ رُكُوْعَنَا وَ سُجُوْدَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَ كُلَّ سَائِرِ أَعْمَالِنَا وَ يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ…
Ya Allah ya Tuhan kami, Terimalah shalat kami, puasa kami, ruku kami, sujud kami, kerendahan kami, dan segala amal ibadah kami, Wahai Sang Pemberi orang-orang yang memohon…
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَيَانَا صِغَارًا..
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami sewaktu kami kecil…
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقَّا وَ ارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَ أَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَ ارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ…
Ya Allah…Perlihatkanlah kepada kami bahwa yang benar itu adalah benar, dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukilah kepada kami bahwa yang salah itu adalah salah dan berilah kekeuatan kepadakami untuk menjauhinya…
اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَ أَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَ عَذَابِ اْلآخِرَةِ…
Ya Allah… baikanlah kesudahan segala urusan kami, hindarilah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat..
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ وَفِيْ سُوْرِيَا وَفِيْ الْعِرَاقِ وَانْصُرْ مُسْلِمِيْ رَاحِنْيَا فِيْ مِيَنْمَار
Ya Allah tolonglah Ummat Muslim di Palestina, di Suria dan di Iraq serta tolonglah Muslim Rohingya di Mynmar
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ أَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ…
Ya Allah perbaiki dan rukunkanlah semua Pemimpin Umat Islam dan Kaum Muslimin, tinggikanlah kalimat-Mu sampai hari kiamat…
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَ الْبَلاَءَ وَ الْوَبَاءَ وَ الْفَحْشَاءَ وَ الْمُنْكَرَ وَ اْلبَغْيَ وَ السُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَ الشَّدَائِدَ وَ الْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَاصَّةَ وَ مِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ.
Ya Allah ya Tuhan kami, Jauhilah kami dari kesulitan ekonomi, bencana, wabah, perbuatan keji dan mungkar serta melanggar anturan, serangan dan ancaman yang bermacam-macam, keganasan dan segala macam ujian dan cobaan, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Jauhilah yang demikian itu dari negera kami Indonesia khususnya dan negeri-negeri Islam pada umumnya, sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu…
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ…
“Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi…
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ…
عِبَادَ اللهِ… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ اْلإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ اسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ …وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبْرُ.

17 April 2013

FF2in1 (2) - Berharap Terlahir Untukmu

"Aku akan kembali, menjemputmu..." 

Kata-kata terakhirmu itulah yang membuatku menjelma menjadi seorang pesakitan. Sebab bersama kata-kata itu kau menghilang. Lalu hadir kembali, dan tiba-tiba menghilang kembali. Aku merasa seperti layang-layang yang mengambang di langit luas. Dibiarkan begitu saja. Ingin terbang jauh, namun takut kau tiba-tiba kembali lagi hingga membuatku menyesal telah terbang jauh.

Aku benar-benar takut menyebut perasaan ini sebagai cinta. Sebab menurutku rasa itu terlalu indah untuk kujamah. Sebab nyatanya, perasaan yang ada dan terjadi padaku adalah yang sebaliknya.

"Menikah itu butuh bekal. Dan bekal itulah yang sedang kukumpulkan, sekarang. Aku akan kembali!"

Ah, bukan hanya jarak yang mencoba mengoyak perasaanku. Tetapi juga waktu dan keadaan. Aku tau sebenarnya bukan itu alasanmu. Sewaktu-waktu kau memang akan kembali. Dengan menjadikanku pilihan terakhir setelah tidak ada lagi pilihan yang bisa kau pilih. Kau mengembara, sesukamu. Lalu kembali padaku dan menemukan bahwa aku terlahir untuk berkata betapa aku tak memiliki kelelahan untuk menunggumu menjemputku. Menjemputku untuk tinggal di dalam hatimu. 

Tapi sekalipun aku menjadi pesakitan karenamu, aku rela. Sebab aku yakin, saat aku benar-benar tinggal di hatimu, semua akan terobati.

***

-Tulisan ini diikutkan dalam [#FF2in1] ~ Flash Fiction 2in1 Sesi 17 April 2013 (2) oleh NulisBuku.com-

FF2n1 (1) - It's Not The End...

"Dia adik kelasku semasa SMA, sampai sekarang masih berhubungan dekat. Hampir tiap minggu aku bertemu dengannya."

"Lalu, kenapa tak juga kamu nikahi? Kamu bukannya sudah lulus SMA sejak 8 tahun yang lalu?"

Rehan mengangguk, "Sejak lulus SMA, ia menikah dengan teman dekatku. Aku tau, betapa ia sangat mengagumi temanku itu. Karenanya aku mengalah, dan menyembunyikan perasaan ini. Sekalipun begitu, aku sangat paham keadaan rumah tangga mereka. Aku selalu mencari cara bagaimana bisa terus berada di sekitarnya. Berbisnis dengan suaminya, dan menjadi dokter keluarga mereka."

Sempat dilihatnya Andri menggelengkan kepalanya sambil berdecak, "Kamu tidak cemburu dengan kebersamaan mereka?"

Aku menghela nafasku panjang, "Kamu tau jawabannya."

"Lalu kenapa kamu tidak mencari pilihan lain? Come On! Dokter sehebat kamu, bisa mendapatkan istri hanya dengan sekali tunjuk!"

"Kamu fikir, wanita itu baju yang bisa dipilih semudah itu? Lagipula aku sudah terlanjur cinta."

"Itu bukan cinta! Itu obsesi."

"Aku tau apa yang akan terjadi pada suaminya beberapa tahun lagi. Kemungkinan terburuk akan terjadi dan aku ingin tetap menunggunya. Aku yang akan menjadi tempatnya bersandar kala itu terjadi."

"Tapi itu masih kemungkinan. Bagaimana jika Tuhan berkehendak lain? Kamu akan membujang seumur hidup? Bagaimana pula kalau ternyata kemungkinan itu terjadi, namun dia tidak menginginkanmu? Apa kamu bisa terima?"

"Aku hanya berusaha menjaga hatiku demi orang yang kucintai."

"Sekalipun dia tidak mencintaimu?"

"Cinta bisa datang kapan saja. Dan aku yakin bisa mendatangkan cinta itu di hatinya. Untuk menggantikan posisi suaminya."

"Bagaimana kalau ternyata, suaminya akan terus berada di sisinya?"

"Aku akan tetap menunggu. Dan meyakinkan diriku bahwa dia masih berbahagia. Dia masih terbangun dengan senyum yang terukir indah di wajahnya. Mengurus anak-anaknya, dan raganya masih dapat kutemui. Itu saja sudah lebih dari cukup."

Andri menyerah. Rekannya ini dinilainya sudah terlampau bodoh, buta dan tuli. Fikirnya masih tidak bisa menerima apa yang dijabarkan oleh rekannya itu.

Tutt... tuutt...

Handphone milik Rehan berbunyi. Begitu ia tau bahwa panggilan masuk itu berasal dari nomer yang sangat dihapalnya, ia langsung menjawab.

"Maaf aku mengganggu. Tapi keadaannya gawat. Reita mengalami kecelakaan parah. Ia sedang menyiapkan makan siang untuk pertemuan kita siang ini. Ia memasak rendang kesukaanmu. Namun entah mengapa ia terjatuh, pecahan piring mengenai daerah yang sangat vital. Bisakah kamu membantu?"

Ia memasak rendang kesukaanmu... kata-kata itu seakan menikam jantung Rehan. Tuhan! Beri aku waktu...

 -Tulisan ini diikutkan dalam [#FF2in1] ~ Flash Fiction 2in1 Sesi 15 Mei 2013 (1) oleh NulisBuku.com-

15 April 2013

Bermain 'Sulap'...

Sebelumnya, saya mau senyum dulu ah… :D Agak narsis sih memang, tulisan saya kali ini. Tapi nggak apa ah! Kali aja ada yang terinspirasi.

Sebelum saya mulai “curhat”, saya mau buka-bukaan sedikit nih kalau kata suami, saya ini tipe orang “kere-aktif”. Hehehe… Tau sendiri-lah apa maksudnya. Jadi setelah beberapa minggu ini vakum menghias rumah, hari ini saya kembali berkreasi… Yeayy!

Perlu saya jelaskan sebelumnya. Saya dan keluarga kecil saya tinggal di rumah dinas. Suami saya Alhamdulillah ditugaskan menjadi guru di sebuah SMP di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Ya, kalau rumah dinas guru pastinya secara fisik nggak sama -lah dengan rumah dinasnya Pak Polisi. Jadi kalau para pembaca yang baik hati nanti menemukan banyak lukisan-lukisan alam yang menambah aksen dinding rumah menjadi terlihat sangat alami, mohon mafhum ya… :D

Oh ya… beberapa bulan yang lalu, tepatnya ketika Aqilah berumur 4 bulan dan sudah mulai mengenal warna. Saya menghias sekeliling dinding kamar dengan gantungan ‘bintang’. Apaan tuh? itu yang bisa digantung di jendela-jendela TK atau PAUD. Jadi kertas lipat digunting dibentuk-bentuk bunga, bintang, dll. Lalu dilem dengan menggunakan doubletip. Jangan lupa sisipkan benang kasur atau benang wol sepanjang yang diinginkan, di bagian tengahnya. Jadi benang wol yang sudah dihias dengan kertas lipat itu saya gantung di sisi-sisi kamar. Kenapa saya sebut gantungan bintang? Karena di ujung gantungan itu saya beri bentuk bintang yang lebih besar dari hiasan sebelum-sebelumnya, berguna juga untuk pemberat gantungan. Lalu di salah satu dinding, saya tempeli potongan-potongan kertas lipat berbentuk bunga, kupu-kupu, daun, pohon dan semacamnya. Oh ya, kamar kami sengaja di cat 3 lapis. Selain untuk kreasi agar betah di kamar, kenyataannya cat-cat itu adalah cat sisa yang dimanfaatkan kembali oleh suami. Dari pada terbuang percuma? Iya tidak? :D

Nah, kegiatan hari ini berawal ketika suami beres-beres halaman belakang dan mendapati sebilah kayu yang teronggok begitu saja (entah kayu apa namanya, sepertinya sih jenis yang biasa dipakai untuk membangun rumah). Suami bertanya pada saya, sebaiknya dimanfaatkan menjadi apa kayu tersebut. Langsung saja saya katakan bahwa sebaiknya kayu itu dipakai untuk membuat tempat ‘titah’ untuk Aqilah belajar berjalan. Maklum di rumah kami, satu-satunya benda yang bisa dipakai Aqilah untuk belajar berdiri hanya meja tulis untuk notebook yang saya pakai menulis sekarang ini. Tidak ada yang lain lagi.

Akhirnya, kami memutuskan untuk ‘menyulap’ salah satu sisi ruang tamu kami untuk menjadi arena bermain Aqilah. Kenapa harus ruang tamu? Ya, karena tidak ada ruangan lain yang lebih aman dan lapang dibandingkan ruang tamu. Maka terjadilah aktifitas ‘sulap-menyulap’ hari ini. :D

Arena Bermain Aqilah
Hehehe… jadi pengen senyum-senyum lagi nih saya… :D

Jadi, ternyata kayu itu permukaannya masih kasar. Dan tidak ada alat ‘ketam’ untuk menghaluskannya. Suami sempat bingung, karena kayu sudah terlanjur di paku di salah satu sisi ruang tamu. Takut permukaan yang kasar itu akan melukai tangan Aqilah yang memang langsung menunjukkan ketertarikannya begitu kayu itu terpasang.
Ahha!! Otak saya mulai bekerja. Satu pack kertas lipat yang beberapa waktu lalu dibelikan suami, sisa dari membuat gantungan bintang, pasti bisa berguna. Dan benar saja… Saya lilitkan lembaran-lembaran kertas lipat tersebut di kayu. Tentunya dengan urutan warna-warni. Saya tempel dengan menggunakan double tip. Eh ternyata, Aqilah yang cerdas ini begitu tanggap dan aktifnya. Rupanya ia memperhatikan saya menempel kertas-kertas itu. Ia mencari celah yang terbuka dan… Sreeeeeetttt! Maka terjadilah… Eh, suami langsung tanggap mencari kunci motor dan pergi. Saya tidak habis pikir, ternyata suami keluar untuk membeli isolasi bening. Lalu menempelkannya pada kertas-kertas lipat yang sudah membungkus kayu. Hasilnya? Taraaaa….. :D

PIC_13-04-15_17-29-06
Awalnya sih hanya kayu yang melintang itu yang jadi. Tapi setelah beberapa menit memangdanginya, terasa hambar. Kurang greget! Dan beberapa saat kemudian, kembali kertas-kertas lipat itu saya gunting dengan bentuk buah-buahan dan juga daun. Lalu saya tempelkan di dinding. Tapi nyatanya Aqilah masih bisa meraihnya. Tak ingin robek lagi, suamipun kembali mengisolasi tempelan-tempelan saya itu. Hmm… Nice juga ya! Dan, Aqilah betah di area bermain barunya. Selain belajar titah, Aqilah juga belajar menunjuk-nunjuk gambar yang saya tempel di dinding. Puas deh rasanya.

Pasti setelah ini, kalau ada tetangga yang main ke rumah, bakal tambah di olokin deh kalau rumah saya ini sekarang tambah mirip TK. Beberapa minggu yang lalu saja, ketika membuat mading keluarga yang full colour, mereka pada minta dibuatin. Bukan untuk di rumah, tapi untuk di TK tempat beberapa orang tetangga, mengajar. Ya, apapun itu. Melihat keceriaan Aqilah, rasanya semua hal ingin saya sulap menjadi sesuatu yang menyenangkan.

PIC_13-04-15_17-30-23

Semoga sharing ini bermanfaat… :D

Radarindo, 14 Maret 2013


SEPULUH
Oleh : Dyah N. Rizky

Ia teman kecilku. Aku mengenalnya jauh sebelum ia mengenalku. Aku banyak mengerti sifatnya, perilakunya, serta kebiasaannya dari yang menurutku baik sampai yang tidak baik. Aku mengenal keluarganya. Aku mengenal teman-temannya. Bahkan aku hafal jadwal aktifitas hariannya. Dengan kata lain, dengan kepercayaan diriku yang tinggi, aku nyaris bisa berkata lantang bahwa aku mengenalnya lebih dari ia mengenal dirinya sendiri.

Mungkin baginya, aku hanya bayangan. Sebab aku hanya berpapasan dengannya setiap  jam setengah  delapan pagi, saat ia memulai aktifitasnya dan aku memulai aktifitasku. Hanya berpapasan. Tanpa kata, tanpa suara, tanpa laku, bahkan tanpa sesungging senyumpun. Tragis? Tentu tidak. Sebab aku tidak membutuhkan itu. Sebab aku begitu mengenalnya. Lebih dari dirinya sendiri.

Aku tau, jika setelah ia beranjak meninggalkan rumah mungilnya, ia akan bergerak menuju ke sebuah Tempat Penitipan Anak yang menujunya, menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Setelah itu, ia akan menghabiskan waktunya hingga jam sebelas siang untuk mengajar anak-anak di tempat itu. Ia sering bernyanyi, mengaji, mengajak mereka bercanda, belajar tentang apa saja, semua yang bermanfaat untuk mereka. Setelah itu ia akan menyantap nasi campur yang dijual di warung makan tak jauh dari TPA itu, dengan es jeruk sebagai penyejuk kerongkongannya yang kering setelah beberapa jam mengajar.

Aku tau semua itu. Bahkan aku tau bahwa penghasilannya dari mengajar di TPA itu bahkan tidak cukup untuk membeli make up-nya sendiri. Mungkin hanya menutupi kebutuhan makan siangnya. Namun ia tetap bertahan. Itu juga yang membuatku bertahan. Untuk… Mengaguminya!

“Sampai kapan, Jak?!” seseorang menyentakku. Menghentikan lamunanku.
“Untuk apa lagi? Kau masih berharap?” lanjutnya.
Aku mengangkat bahu, “Entahlah, 20 tahun kurasa begitu singkat untuk mengaguminya.”
“Gila! Mau sampai seratus tahun? Mau masuk rekor MURI atau On The Spot yang judulnya tujuh kisah cinta paling tragis di dunia, lalu kau terpilih menjadi yang pertama? Begitu?!”

“Ah, jangan terlalu mendramatisir gitu lah! Aku hanya ingin menyimpannya hingga saatnya benar-benar tiba.”

“Jodoh memang ditangan Tuhan, Jak! Tapi semua butuh usaha. Tidak ada yang instant di dunia ini.”
“Aku tau. Biarlah cinta memilih jalannya sendiri!” tegasku membungkam kata-kata yang seakan akan tumpah membombardirku.

Kurasa ini sudah yang kesekian kalinya Andra mengangkat tema yang sama pada pembicaraan kami. Tema yang sebenarnya hanya ingin kusimpan sendiri. Namun Andra sudah kepalang tau,  kuterima saja segala ocehannya dan makiannya atas pilihanku untuk tetap menjadi pengagum rahasia.
“Jaka…!! Jak…!!” Suara yang sangat ku kenal, memanggilku dengan teramat keras. Tak seperti biasanya.
“Anti harus pulang sekarang. Sudah jadwalnya minum obat, dan obatnya malah tertinggal di kamarnya.  Ibu tidak mau terjadi apa-apa dengannya. Ibu bisa minta tolong?”

Tanpa wajah melas di hadapanku ini, nyatanya badanku tetap akan terasa ringan. Ingin segera sampai padanya, ingin terbang, kalau perlu pinjam pintu kemana sajanya doraemon. Tak perlu diminta, dengan senang hati aku akan  pergi. Seperti yang sudah-sudah.

Sekarang jam yang melingkar di pergelangan tangan kiriku menunjuk ke angka 1. Harusnya ia masih berada di warung nasi campur sambil menyeruput bagian-bagian akhir dari es jeruk yang dipesannya.

“Anti, ini obatnya tertinggal!” kata-kataku tersengal. Diburu nafasku yang tercekat. Sebab gugup karena bertemu dengannya dan sebab berlari sekuat tenaga untuk bisa sampai secepatnya. Maklum, warung ini terletak di dalam gang yang mengharuskanku meletakkan kendaraan jauh di luar untuk tetap bisa menemuinya.


Seperti yang sudah-sudah, ia hanya menjawabnya dengan senyum. Bagiku senyum itu bahkan sudah sangat lebih dari cukup.
“Mas Jaka kapan nikah? Kok nggak pernah kedengeran kabarnya? Mau nunggu sampai dibalap Anti, ya?”
Deggg… Wilda, teman terdekat Anti. Dia sepertinya memang memiliki indera ke-enam yang bisa menebakku tanpa harus mencari tau seperti layaknya Andra.
“Besok lusa Anti dilamar sama Mas Panji, lho! Mas Jaka udah tau belum?”

Aku menggeleng tanpa beban. Sementara Anti, yang menjadi pokok pembahasan, masih sibuk menyeruput bagian-bagian akhir dari es jeruknya. Seperti sedang berada di dunianya sendiri. Tanpa aku, tanpa Wilda.

“Aku duluan ya, makasih!” katanya, sebelum sempat menimpali perkataan Wilda barusan. Sekelebat bayangannya menghilang dari mataku. Hanya Wilda yang kini diam terpaku. Lalu menatapku lesu.

“Sampai kapan sih, Mas?”
Aku mengernyitkan kening. Ah… Pasti Wildapun sudah tau, kini.
“Apa aku tidak terlalu tua?”
“Umur kalian hanya terpaut 10 tahun ‘kan?!”

“Tapi aku tak sederajat dengannya, Wilda! Aku hanya supir kepercayaan keluarganya!!” nada suaraku meninggi.

“Lalu?”
“Aku merasa tak pantas!”      
“Lalu?”
“Lebih baik tetap seperti ini dan melihatnya bahagia dari jauh. Seperti yang sudah-sudah.”
“Dan Mas Jaka akan bilang, biarkan cinta memilih jalannya sendiri? Anti sudah tau semuanya, Mas. Anti sebenarnya juga menunggu. Mas saja yang terlalu merendah dan menutup jalan kalian. Sekarang, sebelum terlambat, lakukan apa yang ingin Mas lakukan.”

            Senyumku mengambang. Inginkupun begitu… namun kali ini aku benar-benar pasrah. Biarkan cinta memilih jalannya sendiri.

11 April 2013

Pengumuman Kontes Blog Review Jejualan.com

Selamat! Kalian Layak Menang di Kontes Blog Review

0
Eng… Ing… Eng…!!!
Pada harap-harap cemas menunggu pengumuman gak sih? Ini loh para blogger keren yang sukses menghiasi portfolionya dengan jadi pemenang di Kontes Blog Review Jejualan. Monggo disimak…
Pemenang I : Samsung Galaxy Tab  + Free Berlangganan jejualan.com paket GOLD selama 6 bulan + kaos Jejualan.com
Hartomo Aje : http://tomogoblog.com/jejualan-com-dari-batu-bata-ke-dunia-maya/
Pemenang II  : Handphone Samsung Galaxy Wonder + Free Berlangganan jejualan.com paket GOLD selama 6 bulan + kaos Jejualan.com
M Iqbal Parabi : http://iqbalparabi.com/strategi-meningkatkan-penjualan-dengan-pemanfaatan-it/
Pemenang III : Handphone Samsung Galaxy Young + Free Berlangganan jejualan.com paket GOLD selama 6 bulan +  kaos Jejualan.com
Alfian : http://firstwinner.wordpress.com/2013/03/31/kenapa-harus-jejualan-com/
Pemenang IV : Uang tunai senilai Rp 250.000 + Free Berlangganan jejualan.com paket GOLD selama 6 bulan + kaos Jejualan.com
George Billy Andrean : http://josuabili.blogdetik.com/2013/03/24/keluarga-mentari-jejualancom-mudahmurah-dan-berkah/
Pemenang V : Uang tunai senilai Rp 150.000 + Free Berlangganan jejualan.com paket GOLD selama 6 bulan + kaos Jejualan.com
In’am Al Fajar : http://zonasemangat.wordpress.com/2013/03/12/jejualan-com-buat-toko-online-jadi-super-mudah/#more-256
Pemenang VI – XV : Free Berlangganan jejualan.com paket GOLD selama 6 bulan + kaos Jejualan.com
Raden Van Djoko : http://tembokartikel.blogspot.com/2013/02/jejualancom-website-penyedia-toko.html
Karnali Faisal : http://tunaskreativita.blogspot.com/2013/03/bikin-toko-online-di-jejualancom-yuk.html#more
Fadly : http://sifadly.blogspot.com/2013/03/fitur-tercanggih-jejualan-com-yang-mendukung-kinerja-toko-online.html
Vindy Harfrida : http://savannamecca.blogspot.com/2013/03/membuat-web-toko-online-profesional.html
Chalimi Fithratu : http://mymakeupdiarires.blogspot.com/2013/03/what-makes-jejualancom-beautiful.html
Muhammad Zaki Al-Aziz : http://zakiiaydia.com/2013/02/02/peran-jejualan-com-dalam-dunia-bisnis-online/
Fransiskus Erwin : http://fransiskuserwin.com/jejualan-cara-praktis-miliki-toko-online/
Ricky Mohammad Rizick : http://www.infoketer.blogspot.com/2013/02/kata-abeng-buka-kios-online-ya-di.html
Akang Rif’an : http://akangrifan.blogspot.com/2013/03/jejualancom-cara-instan-jualan-online.html
Fadhli Abdurrahman Zaky : http://tersenyumlahuntukbahagia.blogspot.com/2013/01/lelah-berjualan-melalui-bbm-yuk-buka.html
Pemenang XVI – XXV : Kaos jejualan.com
Vandro Rizky : http://www.vrizwebmedia.com/learn-how-i-went-from-zero-to-hero-by-selling-online-and-how-you-can-too-with-jejualan-dot-com.html
Septi Saraswati : http://eswestarfish.blogspot.com/2013/01/20-detik-untuk-profitable-ways-klik.html
Andreas Novier Pasaribu : http://monokotil.wordpress.com/2013/02/08/berjualan-online-secara-professional-dengan-jejualan-com/
Irfan Syahputra : http://irfansyahpuutra.blogspot.com/2013/02/hanya-jejualancom-si-penyedia-toko.html
Dian Malik Alamsyah : http://jembersantri.blogspot.com/2013/03/saya-kecewa-dengan-jejualancom-website-penyedia-jasa-pembuatan-toko-online.html
Mosza NaFisaah : http://atroublemakeer.blogspot.com/2013/03/jejualancom-20-detik-registrasi-toko.html
Rizky N. Dyah : http://dyahnrizky.blogspot.com/2013/03/jejualancom-solusi-jitu-untuk-toko.html
Rootdiesomec Warwerwor : http://www.beritainspirasi.com/2013/03/20/buat-toko-online-mudah-cepat-dan-menarik-ala-jejualan-com/
Ahmad Muazim Abidin : http://kaazima.blogspot.com/2013/03/membuat-toko-online-mudah-dan-murah-di.html
Mahali Saputra : http://widyainfo.com/membuat-toko-online/
Selamat yaaa….! Bagi kalian yang namanya ada di daftar di atas bisa segera menghubungi sales@jejualan.com untuk info lebih detilnya. Walopun sudah menang jangan berhenti berkarya ya.
NB: Yeayyy... Alhamdulillah, percobaan kontes blog pertama lolos... Insya allah akan menjadi pelajaran untuk ke depannya...