23 Juni 2015

Pisang Ijo ala Aku

Pagi-pagi mau posting makanan dulu ahhh...
Siapa tau bisa jadi referensi buat bunda-bunda yang mau buat takjil tapi nggak suka rempong dan menghindari beli jadi. Awalnya nih karena lagi pengen, terus nggak mau beli jadi karena takut rasanya g sesuai lidah dan ujung-ujungnya mubadzir. Tapi nggak sempat foto, lagi-lagi keburu habis. Hehe

Lihat di google sih resep PISANG IJO ni agak ribet ya. Jadi deh bikin yang asal jadi, asal enak aja dulu. Begini nih resepnya:

1. Tepung terigu 1/4 kg
2. Susu kental manis 1/4 gelas sedang
3. Gula
4. Telur 1
5. Pisang (karena nggak ada pisang raja, aku pake pisang sanggar aja), direbus beserta kulitnya. Setelah matang baru kupas kulitnya.
6. Sirup (karena nggak ada sirup yg semestinya, jadi pake yang rasa coco pandan aja)
7. Santan 2 gelas sedang

Cara membuat:
Pisang ijo:
1. Campurkan tepung terigu, telur, dan air hingga rata dan agak cair seperti adonan kulit risoles.
2. Cara membuat kulit pisang ijo ini sama persis dengan membuat kulit risoles.
3. Setelah kulit siap, gulung pisang rebus yang sudah dikupas pada kulit seperti membuat risoles.

Saus:
1. Campurkan 1/4 gelas tepung, susu, gula dan santan sampai rata dan tidak ada yang menggumpal.
2. Masak diatas api sedang sampai kental.

Sajikan pisang ijo di atas wadah, tuangkan saus dan sirup di atasnya. Bisa juga ditambahkan es batu. Selamat menikmati.

22 Juni 2015

Ayam Masak Warna Warni

Hehehe... Hari ini posting makanan lagi. Bukan karena aku jago masak. Tapi lebih karena doyan makan dan tuntutan peran sebagai ibu rumah tangga. Sebenernya aku nggak tau pasti nih masakan ini nama aslinya apa. Asal masak dan campur bumbu aja awalnya. Alhamdulillah hubby suka. Jadi deh... beliau suka pesan minta dimasakin yang seperti ini. Karena nggak tau nama aslinya, aku kasih nama aja AYAM MASAK WARNA WARNI. Karena memang warnanya colourfull binggo :)

Cuss langsung ke TKP aja ya. Kita eksekusi. Tapi sebelumnya aku minta maaf ya. Karena sebenernya gambar yang kupajang itu hanya sekedar gambaran, bukan gambar aslinya. Nggak sempat foto lagi dah keburu ludess... ntar kapan-kapan kalau masak lagi, bisa deh difoto dulu.

Bahan:
1. Ayam 1/2 kg
2. Bawang merah putih 5 siung
3. Lombok hijau besar 3biji
4. Lombok merah besar 3 biji
5. Tomat 1 buah
6. Lombok 4 biji atau lebih
7. Jahe
8. Garam
9. Gula

Cara membuat:
1. Bawang merah, putih, lombok hijau, merah dan lombok biasa juga jahe di iris tipis miring.
2. Ayam sebaiknya dipotong agak kecil agar bumbu meresap.
3. Tumis semua bumbu yang diiris.
4. Jika sudah harum dan lemas, masukkan ayam,
5. Tambahkan sedikit air.
6. Tambahkan garam dan gula secukupnya.
7. Tunggu sampai matang kemudian hidangkan.


Mudah, murah, meriah kaaaaaaaannnn.,,, semoga bermanfaat ya reswp sederhana ini....

21 Juni 2015

Resep Bingka Kentang Keju

Alhamdulillah, syukur atas segala karuniaNya sehingga kita bisa menjejak di bulan yang mulia. Romadhon, adalah bulan special yang tentunya tidak akan sama dengan 11 bulan lainnya. Keutamaan dan pahala yang diganjar berlipat tentu membuat ummat berlomba-lomba menjalankan ibadah.

Kekhusyu'an dalam beribadah seluruh anggota keluarga, tentu jadi perhatian para bunda nih. Bagaimana agar kesehatan terjaga, nafsu makan dan pola makan yang baik juga menjadi tugas yang tak habis-habis difikirkan. Mulai dari suplemen dan vitamin, hingga berburu resep masakan dan kue untuk takjil. Penting memang! Karena tak bisa menjamin bahwa membeli makanan di luar, aman untuk kesehatan keluarga.

Nahh... ada nih kue yang buatnya lumayan mudah, cepet dan nggak pakai bahan macam2. Tapi tetep enak, yummy, dan manis-manis gitu. Kan utamakan berbuka dengan yang manis. Hehe. Namanya BINGKA KENTANG KEJU.

Langsung aja ke bahan dan cara buatnya ya:

1. Tepung terigu 1/2 kg
2. Santan 4 gelas uk. Sedang
3. 4 butir telur
4. 1 cup vanilly
5. Gula 1/4 kg atau sesuai keinginan
6. Susu manis sesuai keinginan
7. Kentang yang sudah direbus dan dihaluskan sekitar 1/2 kg
8. Cetakan bingka
9. Margarin/mentega

Cara membuat:
1. Rebus santan, gula dan susu manis hingga mendidih. Tunggu dingin.
2. Campurkan vanilly dan telur, aduk sampai rata.
3. Tambahkan kentang halus dan tepung, aduk perlahan.
4. Masukkan santan matang yang sudah agak dingin ke dalam adonan secara perlahan sambil diaduk hingga semua bahan tercampur.
5. Parut keju dalam 1 wadah sesuai keinginan.
6. Siapkan cetakan bingka di atas kompor dengan api sedang.
7. Oleskan margarin pada cetakan.
8. Tuang adonan pada cetakan perlahan-lahan, kemudian tutup agar bingka matang merata.
9. Ketika sudah hampir matang, taburkan keju dibagian atas bingka sesuai dengan keinginan.
10. Angkat dan sajikan.

Hmmm... mudah bukan???!! Bingka ini juga bisa divariasikan dengan menggunakan labu, singkong, pisang, juga dengan toping selain keju. Bisa dengan coklat, dan sebagainya. 

Yuk para bunda, dicoba ^_^


20 Juni 2015

Cinta di Mata Lelakiku

Setiap manusia tentu punya kekurangan dan kelebihan. Tidak bisa ditepis dengan apapun bahwa itu adalah bagian dari ketidaksempurnaan makhluk. Selepas menikah, tentu saja tidak bisa ditampik bahwa kita memiliki keinginan tesendiri atas sikap pasangan. Seperti ingin lebih romantis, ingin lebih dipahami, ingin lebih dimanjakan. Tapi kita belum tentu tau apa yang diinginkan oleh pasangan kita. Bisa jadi ia bosan mendengar ocehan, raut wajah masam, masakan keasinan dan semacamnya, sementara ia hanya diam. Berbanding terbalik dengan kita yang mempertanyakan kenapa tidak bisa begini dan begitu?

Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. See... betapa sebenarnya cinta itu sederhana.

Setidaknya aku berusaha. Selalu berusaha untuk berhenti menuntut. Aku tidak ingin cinta di mata lelakiku pudar ketika aku memintanya menjadi seperti yang kuingini. Sebab mungkin, itu hanya ingin, bukan kebutuhan. Lagipula, kekuranganku jauh lebih banyak dibandingkannya. Mungkin jika ingin menuntut, ada banyak hak yang belum kutunaikan atasnya. Dan sabarnya, semoga tak berbatas.

Cinta di matanya tidak pernah ditunjukkan dengan setangkai bunga, sebungkus kado, dan kata-kata mesra. Cinta di mata lelakiku justru sangat indah binarnya ketika ia mengetuk pintu rumah, mengucapkan salam, kemudian mengulurkan tangannya untuk kucium beserta senyum lebarnya setiap kali pulang sholat berjama'ah di masjid. Dan kutau pasti, binar cinta itu hanya untukku juga anak-anakku.

Binar cinta itulah yang membuatku tunduk, taat dan menghormatinya sebagai imamku. Letak syurga dan nerakaku. Ridho Allah atasku. Sebab cinta Allah begitu luar biasanya melalui lelakiku ini. Semoga...
Ya semoga...
Abadi, murni, sejati, hingga ke JannahNya. Aaamiin.

*Maafkan semua khilafku ya hubby... Semoga Allah memberikan stok sabar yang tak terhingga untuk menghadapi kami setiap harinya hingga menua. Aku dan anak-anak kita.

Ini tentang Janji

dakwatuna.com
Sejatinya, aku adalah orang yang takut sekali berjanji. Sebab seringkali aku diuji dengan janjiku sendiri. Namun seringkali pula, lisanku mengatakan yang tak senada. Ketika ada suatu hal yang memaksaku melafadzkannya. Janji adalah hutang, hutang adalah janji. Sebutlah aku, pendosa yang sering mengingkari tanpa sengajaku sendiri.

Ya, aku memang seringkali "terpaksa" berjanji. Membuat sebuah keputusan akan suatu hal. Biasanya yang spontan, tidak bisa difikirkan panjang karena memang tidak ada pilihan lain. Sekalipun kusadari dengan sangat, aku membenci perkara ini. Sebab tiap kali aku mengutarakan suatu janji dan berusaha untuk menepati, seringnya usahaku meleset dari apa yang sudah kutuju. Ada saja ujian yang bertepatan. Dan itu sangat mengganggu nalarku untuk memikirkan jalan keluar lain agar tetap bisa tunaikan janji dan selesaikan masalah yang mengiringi. Inilah letak terlemahku. Ketika dihadapkan oleh dua hal yang membuat nyaliku redup, sementara keduanya sama-sama penting dan butuh, aku belum bisa menafsirkan resiko, dan prioritas yang sebenarnya. Aku belum mampu.

Dan sebutlah aku pendosa. Hamba kerdil yang punya khilaf tak terukur. Pada Sang Maha pun pada makhluk yang diciptaNya.

Memang benar kata pepatah. Jangan berharap dimengerti jika kamupun belum mampu mengerti.

Belajar dari masalah dan pengalaman, berguru pada setiap keadaan. Semoga saja diberikan kekuatan, kelancaran dan petunjuk dariNya. Maaf atas segala hal yang terjadi yang di luar kuasaku. Semoga Allah mengampuni. Aaamiin.


4 Juni 2015

Tanda Cinta Sang Pemiliknya

Hidup adalah ujian
Ya, jika tidak terima dengan ujian dari Tuhan
Tak usah hidup saja
Kata sebagian orang

Aku setuju

Hanya saja ketika berada pada posisinya, pasti akan terasa beku
Seperti ketika sebuah pohon rindang diuji dengan terpaan angin kencang
Ia tak hanya kehilangan banyak daun yang ikut terbang
Tapi juga sebagian dahan dan ranting ikut patah, terberai darinya
Angin memberi pesan
Siapa yang mampu bertahan
Tidak terpaku pada layu dan rapuh
Tetapi yang paling kuat, yang paling siap
Sebab daun hijau bahkan bisa lepas dari kawanannya ketika tak sanggup melawan angin yang menerpa
Ada yang berkorban
Ada yang terkorban
Ada yang berusaha
Ada yang berdo'a

Mungkin sekarang masa bagi pohon rindang itu mempertahankan kekuatan dahan dan daunnya
Entah esok
Lusa
Mungkin benih baru turut pula merasakannya

Laa haula wa laa quwwata illaa billaah
Semua hanyalah titipan
Manusia tak punya apa yang dapat diklaim sebagai miliknya
Kecuali amalnya saja


*Dikesendirian perenungan malamku. Menemani pulasnya kedua bidadari kecil tanpa wangi lelakiku