14 Desember 2014

Speechless: Ini Tentang Persalinan

SPEECHLESS!! Aku kehabisan kata. Tak mampu bicara. Hanya ada nelangsa.

Beberapa hari belakangan, Indonesia dikejutkan oleh berita yang diangkat oleh beberapa media nasional. Seorang siswi SMK, bersalin di kebun.

Singkat cerita, menurut pemberitaan media, seorang warga melihat seorang siswi berseragam smk turun dengan tergesa dari motor yang dikendarai temannya menuju kebun di samping rumah warga. Semula warga mengira siswi tersebut hendak buang air. Nyatanya, warga tersebut mendapati siswi itu berdarah-darah dan sesosok bayi lelaki masih berada di sisinya.

Allaaahu akbar!

Terlepas dari apapun yang dilakukan gadis itu, apapun yang menjadi latar belakangnya, Allah masih berkenan memberikan rahmatNya, mengaruniakan padanya seorang putra. Tentunya tidak semua kaum hawa dengan mudah diberi momongan. Ada yang sama sekali tidak bisa, ada yang tertunda hingga 15 tahun lebih, ada yang harus menjalani berbagai terapi dan treatment untuk mendengar tangisan bayi, pecah di tengah keharmonisan keluarga. Sekalipun banyak pula orang yang diberi namun malah menyiakan. Diberi, namun malah dibuang. Diberi tapi malah menghilangkan nyawanya.

Allaaahu akbar!!

Teringat dengan kisah para ibu yang bersamaku berikhtiar mempersiapkan proses persalinan yang tepat dan terbaik untuk sang buah hati. Perjuangan yang tak dapat dibayar dengan harta dan tahta. Perjuangan mempertaruhkan nyawa.

Yang pertama dan yang paling kukenang. Adalah seorang ibu berwajah kuyu dan sendu yang baru dipindahkan ke tempat tidur di sebelahku selang beberapa jam kelahiran putri keduaku. Usianya mungkin belum sampai 40, namun suaminya nampak berjarak usia yang lumayan jauh darinya. Mungkin berusia sekitar 50an lebih.

Ibu itu tersenyum getir melihatku menyusui bayi merahku. Akupun melayangkan senyum padanya. Ia bertanya, "Mbak dirangsang juga ya?" Aku mengangguk dan menjawab, "Iya, Bu."

Nampak dari sudut mataku ia melempar pandang pada suami yang duduk di hadapannya. Seakan memberi kode yang aku tak bisa menerkanya. "Berapa hari di sini?" Tanyanya.

"Saya sudah dirawat 1 minggu lalu bu, nggak ada kemajuan pembukaan jadi disuruh pulang dulu. Alhamdulillah kemarin sakit lagi. Walaupun dokter masih bilang pembukaannya lambat trus dokter memutuskan harus dirangsang."

"Dirangsangnya berapa hari?"

Kujawab dengan sumringah, "Alhamdulillah mulai diinfus dan dimasukkan obat jam 11 siang kurang, jam 1 lahir."


Lagi-lagi Ibu itu menatap suaminya, lebih lesu dari sebelumnya. Lalu menoleh kembali ke arahku. "Saya sudah diinfus rangsang ini (sembari menunjuk infus di tangan kirinya) 2 hari ini. Tapi... nggak ada kemajuan pembukaannya Mbak. Padahal kondisi saya sama bayinya sangat baik. Ini barusan dirangsang lewat anus. Kalau nggak berhasil, jalan terakhir ya operasi. Padahal udah seminggu di rawat di sini."

Kulihat ibu itu meneteskan air mata.

Allaahu akbar!!!! Masih banyak kisah lain yang ingin kuabadikan. Yang dengan mengingatnya saja sudah membuatku sesak. SPEECHLESS.

3 komentar:

  1. proses menjelang melahirkan memang penuh liku ya mba..hanya ibu dan janinnya sendiri yg tahu kondisinya.jln terakhir yg saya hadapi dari 3 persalinan ya digunting ketubannya biar terpacu lbh cepat mba :)

    BalasHapus
  2. Iya Mba, subhanallah memang ya perjuangannya. Makanya jadi kehabisan kata kalau lihat persalinan dari kehamilan yang dianggap "tidak semestinya" itu, prosesnya malah cepet. Hehe. Rahasia Allah dibalik proses persalinan memang susah ditebak.

    BalasHapus
  3. JackpotCity Casino Site 2021 - Lucky Club
    JackpotCity casino site. JackpotCity casino review 2021 with over 400+ games. Jackpot City luckyclub.live Casino Review ✓ Welcome Bonus up to C$1600!

    BalasHapus

Mohon tinggalkan jejak anda di sini ya... :D