Teruntuk jiwaku...
Apa kabar jiwa yang kucintai karena Allah? Masihkah
menyimpan luka masa lalu? Kuharap kau sudah benar-benar bangkit dari kegagalan
dan bersegera mengejar mimpi-mimpi yang sudah lama kau rajut. Sudah bisa pula membedakan
antara kebaikan dan keburukan. Dan aku yakin, kau sudah berusaha sekuat tenaga
untuk memperbaiki semua kesalahan yang kau buat di masa lalu dan menjadi yang
lebih baik untuk masa depanmu.
Hatiku… Aku ingin benar bertanya kepadamu, apa yang
sebenarnya ingin kau cari? Apa yang ingin kau penuhi? Apa yang kau kejar? Harta,
tahta, nama, atau dunia?
Lukamu di masa lalu itu adalah bukti, bahwa kau bukan
apa-apa, bukan siapa-siapa!
Allah yang Mahabaik yang memiliki kekuatan dan berbaik hati
membaginya kepadamu. Bukan semata-mata karena kau hebat. Lihatlah apa yang
terjadi ketika semua yang kau kerjakan itu terbuang percuma, waktu yang kau
luangkan sedemikian rupa nyatanya sia-sia. Tidak menghasilkan apapun yang kau
kejar. Kau menangis, kecewa karena kau lalai. Setelah itu baru kaubersujud
pada-Nya dan menyesali semua. Bergunakah? Tentu saja. Jika kau membalut luka
itu dan mengobatinya dengan penyesalan yang sebenarnya.
Manusia bisa apa tanpa kuasa-Nya? Seharusnya kau terlebih
dahulu meminta pertolongan-Nya untuk semua hal yang kau usahakan. Jangan hanya
mengandalkan akalmu saja. Ilmu Allah itu jauh lebih luas daripada ilmu yang
kaumiliki. Kau terlalu sombong untuk mengakui kekuasaan-Nya. Malam-malam yang
seharusnya kau pakai untuk bermunajat dan mengemis kasih-Nya, malah kau pakai
untuk memeras akalmu. Hasilnya? Jasadmu menuntut hak-Nya, fikiranmu menuntut
hak-Nya untuk beristirahat. Hatimu luka karena hasil yang kau kejar malah gagal
total. Ragamupun begitu, bukan? Akhirnya kewajibanmu atas anak dan suamimu juga
terkorbankan. Semuanya hancur berantakan. Kau terpuruk. Semangatmu menghilang
tersapu badai. Luluh lantak.
Tapi aku yakin, sekarang kau sudah move on! Melaju dengan
jiwa yang lebih baik. Lebih tangguh. Senyummu lebih tulus. Jari-jarimu lebih
ringan. Sebab kau menyerahkan setiap detiknya mengalir atas kuasa Allah. Bukan
atas kuasa-Mu. Apa yang kau rasakan? Ketenangan bukan?
Ya, sebab duniamu ada dalam genggaman-Nya. Kau wajib
berusaha, tapi atas ridho-Nya. Jangan hanya mengandalkan dirimu saja. Allah
yang mengarahkan segalanya. Tidak perlu risau. Sebab rezekimu tidak akan
tertukar dengan rezeki oranglain. Allah tau mana yang terbaik untukmu. Bukan
yang kau minta, tapi yang kau perlukan. Masihkah kau menyimpan kesombonganmu
untuk hal yang sudah kau buktikan sendiri kebenarannya. Menuju kepada Allah
sajalah. Kejar mimpimu dengan ridho Allah, orangtua dan suamimu.
Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari-Nya. Dekatkan
dirimu pada-Nya. Maka akan kau dapati hatimu akan lebih tenang. Selangkah kau
menuju-Nya, seribu langkah-Nya menujumu. Seringlah meminta maaf kepada
orangtuamu, suamimu, dan semua orang yang menyayangimu. Kesuksesanmu itu berkat
do’a dan kasih sayang mereka. Kau tidak berarti apa-apa tanpa mereka. Semoga ke
depannya kau bisa lebih menghargai dirimu sendiri, lebih bisa menebar banyak
manfaat bagi orang banyak. Lebih bisa mencintai Allah melebihi cintamu pada
siapapun di dunia ini. Bangkitlah, rancang masa depanmu yang indah karena
untaian do’a dan munajat pada-Nya.
Melangkahlah dengan tawadhu’, sesekali
tolehlah masa lalu sebagai pelajaran yang kekal dan jangan kau ulangi kembali
keburukan-keburukan yang ada padanya. Aku yakin, di dalam raga dan hatimu, ada
banyak kebaikan yang bisa kau pupuk agar semakin banyak bibit kebaikan yang
bisa terus bertumbuh. Yakinlah! Allah terus bersama orang-orang yang mendekat
pada-Nya.
Aku mencintai-Mu karena Allah, diriku!
mantap...
BalasHapussaya suka tulisan ini..
sesungguhnya kebahagian dan ketenangan itu datangnya dari Allah dan tidak ada cara untuk mendapatkannya kecuali dengan ketaatan kepadaNYA.
Salam kenal ya..
alhamdulillah...
BalasHapusterimakasih sudah berkenan mampir... :)
salam kenal
BalasHapusoya blognya sudah saya follow, minta izinnya
saya sangat suka kata-katanya yang ini :Kau tidak berarti apa-apa tanpa mereka. Semoga ke depannya kau bisa lebih menghargai dirimu sendiri, lebih bisa menebar banyak manfaat bagi orang banyak. Lebih bisa mencintai Allah melebihi cintamu pada siapapun di dunia ini. Bangkitlah, rancang masa depanmu yang indah karena untaian do’a dan munajat pada-Nya.sangat bijak dan arif
Alhamdulillah, Aamiin. :) terimakasih atas follownya ya mba... udah saya follow balik.
BalasHapusTerima kasih juga sudah berkenan mampir...