Pernah tidak, Anda merasa kesepian, sendirian, sibuk dengan rutinitas harian sebagai ibu rumah tangga. Dan terkadang merasakan jenuh karenanya. Waktu-waktu senggang banyak dipergunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Seperti menonton televisi yang isinya sinetron, gosip, tayangan-tayangan khas remaja yang bahkan seringkali membuat rasa jenuh semakin menjadi, bukannya semakin terobati. Jika ya, berarti sedikitnya, Anda dan saya memiliki sedikit kesamaan.
Saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saya suka membaca, dan juga suka menulis sejak lama. Saya suka menulis cerita, dan hal apapun yang ingin saya tuliskan. Namun, setelah sekian lama vakum, akhirnya saya kembali menggiatkan kesukaan saya itu pada tiga tahun kebelakang ini. Semenjak memutuskan untuk menikah, nyatanya keinginan untuk menulis itu bukannya semakin pudar, malah semakin kuat saja. Terlebih karena keadaan saya yang jauh dari keluarga dan sahabat serta teman-teman. Harus memulai kehidupan baru dengan orang-orang baru. Belum ada aktifitas rutin yang bisa menyita waktu selain urusan rumah tangga.
Jejaring sosial menjadi satu-satunya penghibur mujarab yang bisa membuat saya tetap merasa ramai. Sekalipun kenyataan berbanding terbalik. Tapi dari sanalah saya mulai mengembangkan hobi menulis saya dengan sebenar-benarnya. Saya mulai membangun pertemanan dengan siapapun yang berhubungan dengan dunia kepenulisan. Baik penerbit, komunitas-komunitas penulis, dan juga orang-orang yang sehobi dengan saya. Hingga suatu hari, ketika rahim saya mulai dihuni oleh titisan cinta dari SangMaha, saya menemukan informasi tentang sebuah event audisi menulis buku. Kali itu temanya adalah cinta membaca. Saya coba ikut, Alhamdulillah lolos. Semangat saya kembali terpacu. Saya mulai menambah pertemanan dari orang-orang yang juga mengikuti audisi itu.
Seiring berjalannya waktu, saya mulai senang mencari informasi serta mengikuti event-event kepenulisan serupa. Tentunya dengan beragam tema yang ditentukan para penanggung jawab. Jujur, saya baru mengetahui tentang penerbit indie dan mayor serta istilah-istilah lain dalam dunia kepenulisan sejak mengikuti event-event seperti itu. Sebelumnya, saya sama sekali buta dan tuli mengenai dunia kepenulisan. Bukan hanya tidak tahu, tapi tidak ada akses untuk mengetahuinya.
Ada banyak komunitas penulis yang saya ikuti. Dari mereka saya banyak belajar mengenai dunia yang ingin sekali saya geluti. Masing-masing komunitas jelas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hingga akhirnya saya tertambat untuk benar-benar ingin tinggal di komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Bukan hanya karena saya mendapatkan link komunitas ini secara tidak segaja dari sebuah status duta buku IIDN, Mbak Nunu El Fasa, sekitar bulan Desember 2012 lalu. Tapi karena setelah permintaan untuk bergabung di komunitas ini dikabulkan oleh Markom IIDN yang sangat ramah, Mbak Lygia Pecanduhujan, saya seperti menemukan nyawa menulis saya.
Ada banyak ibu rumah tangga yang juga sehobi dengan saya. Sama-sama suka menulis. Ibu-ibu hebat yang sangat inspiratif. Di sela-sela kesibukan mengurus anak dan rumah tangga, tetap bisa menebar manfaat melalui tulisan yang ramai menghiasi jagad media tanah air. Bahkan banyak diantara para ibu-ibu yang juga menjadi wanita karier di berbagai disiplin ilmu. Saya sangat terinspirasi dan merasa betah bergabung di IIDN. Bukan hanya sekedar komunitas, IIDN juga merupakan media silaturrahim yang efektif bagi para ibu di segala penjuru negeri. Tak hanya di Indonesia, anggotanya bahkan merambah ke berbagai Negara. Lebih tepatnya, orang Indonesia yang berdomisili di luar negeri. Dengan beragam program harian, mingguan bahkan bulanan yang sangat membantu para anggotanya untuk mengasah kemampuan menulis mereka. Terutama saya… ^^
Ini hanya sebagian program dan kegiatan yang berhasil saya abadikan. Masih banyak yang lainnya lho! |
Tidak hanya saling menyapa, Ibu-ibu sesama anggota juga saling berbagi informasi mengenai dunia kepenulisan. Seakan tidak ada sekat antara junior dan senior. Apalagi sang pencetus komunitas IIDN ini, Teteh Indari Mastuti, amat sangat friendly dan ramah dengan siapapun yang menyapanya. Tidak pelit terhadap ilmu dan pengalaman yang dimilikinya. Sehingga para anggota, pengurus serta pencetus berdirinya komunitas ini sudah dekat selayaknya keluarga.
Ini hanya beberapa bukti keakraban di IIDN. Masih ada ratusan bahkan ribuan bentuk keakraban lainnya. |
Selain itu, Teteh Indari Mastuti juga mengelola sebuah Agensi naskah Indscript Creative yang kemudian menjadi payung bagi IIDN untuk mengelola potensi para anggota dimana ada beberapa yang kemudian disunting menjadi bagian dari Agensi naskah tersebut. Bukan saya, pastinya. ^^
Layaklah jika kemudian, berita tentang komunitas yang saya cintai ini mulai ramai diberitakan di berbagai media massa cetak dan online. Ya, dengan jumlah anggota lebih dari 6000 orang, dan banyak diantaranya merupakan penulis-penulis produktif di Indonesia, sangat layak kiranya komunitas ini menjadi Komunitas penulis terbaik dan terproduktif di Indonesia. Khususnya untuk kaum Ibu. Apalagi di usia IIDN yang ke-3, dengan pencapaian yang sudah sedemikian melejit ini, wajarlah jika kemudian komunitas ini direkomendasikan sebagai komunitas wajib bagi para ibu yang ingin eksis menulis.
Dengan enam ribu lebih anggota yang akan terus bertambah di tiap jam bahkan menit dan detiknya... |
Kini, di 3 tahun usia IIDN, saya turut berdo’a. Semoga IIDN bertambah manfaatnya untuk melahirkan banyak Ibu-ibu penulis yang turut meramaikan jagad literasi negeri ini. Yang menghasilkan banyak buku-buku dan tulisan yang bermutu, mencerdaskan dan bermanfaat bagi semua yang membacanya. Semoga IIDN semakin bisa memayungi para anggotanya dengan program-program yang lebih baik lagi. Semoga Teteh Indari Mastuti, Markom IIDN yang geulis dan tangguh Mbak Lygia Pecanduhujan, Duta blog dan Duta buku IIDN, serta semua anggotanya diberikan kesehatan agar terus dapat saling berbagi manfaat. Dan yang terpenting, semoga semua transfer ilmu di IIDN medapat keberkahan dari Allah, Swt. Aamiin!!
Jayalah IIDN-ku!! MERDEKA!!
keren dan inspiratif tulisannya mbak.. :)
BalasHapussemoga terus berkarya dan menginspirasi banyak orang.. aminnn :)
Aamiin... terima kasih kunjungannya, Mba.. :D
Hapuskeren mba dyah rizky... sangat inspiratif
BalasHapusterima kasih Mba... :)
Hapussukses mbak,tulisannya lengkap euy..
BalasHapus