27 Mei 2013

Mei Penuh Sejarah

Tak terasa, Mei lekas berlalu. Rasanya baru kemarin tanggal satu. Mei kali ini, siap mengukir sejarah baru. Satu tahun genap usia anakku. Aqilah Aziizatunnisa Sucitro. 

Sampai detik ini aku masih belum percaya Allah berkenan menitipiku kehidupan baru untuk menjadi seorang ibu. Aku tak yakin bisa menjadi Ibu yang baik untuk anak-anakku. Tapi aku tetap berusaha. Semampuku, sekuat yang kubisa. Bulan ini juga adalah bulan yang sama ketika seorang lelaki istimewa, meminta izin untuk menjaga hatiku untuk pertama kalinya. Ya, pertama kalinya. Tanggal 16 Mei 2009 lalu. Aku takkan lupa. Begitu juga dengannya, kurasa. 

Dan kehadiran gadis kecil diantara dua hati kami yang bertaut padanya, juga di bulan yang sama, 18 Mei 2012. Hadiah terindah selama tiga tahun mengenal lelaki istimewaku. Dan setahun hidup bersamanya. Kini, gadisku telah beranjak batita. Ia tidak lagi hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. Tidak lagi hanya menangis saat lapar atau saat risih karena basah dan keringatnya. Tidak lagi hanya bengong ketika ada yang menyapa. 

Gadisku telah setahun kini. Dan belum banyak hal yang bisa kutanamkan padanya. Tapi bersyukur kepada Allah, Aqilah tumbuh menjadi anak yang cerdas, tangguh, kuat, sabar dan sangat mengerti keadaan kami. Di setahun usianya kini, banyak hal yang telah bisa dilakukannya. Dan semua perkembangan itu membuatku tercengang-cengang. Sungguh Maha Besarnya sang Pencipta. Mengatur perkembangan yang sedemikian rupa mengagumkan. Berawal dari bagaimana aku menyaksikan ada yang bergerak-gerak dari dalam rahimku. Lalu selama sembilan bulan menyatu denganku. Lalu lahir menampakkan wujudnya yang begitu sempurna. Sesempurna semua makhluk yang diciptakan-Nya. Lalu ia belajar bagaimana cara menangis, melihat, menatap, tersenyum, menggerakkan tangan dan kakinya, menggerakkan tubuhnya.

Ia mulai memiring-miringkan badannya, bisa bergumam, bisa tertawa, bisa tengkurap, menggerakkan jemarinya. Ia juga bisa menggerakkan tubuhnya dengan cara tengkurap mundur, meraih benda, meminta gendong, bersenandung. Lalu ia bisa bergerak maju dengan bantuan kedua tangan dan dadanya, ia bisa berkata-kata, mencari bunyi, menoleh, merespon, ia bisa makan. Subhanallaah! Perjalanan di tiap detiknya semua sangat berharga.

Aqilah sudah bisa mengeja huruf hijaiyah dengan nada yang sama dengan yang menuntunnya. Ia sudah bisa meniru kata-kata yang diucapkan orang lain. Ia bisa menunjuk, meminta barang yang diinginkannya. Ia bisa merangkak ke manapun yang dia mau. Dia bisa mewek jika keinginannya tidak dipenuhi. Aqilah juga sudah bisa memegang pulpen dengan benar tanpa diajari. Bisa mencari bukunya sendiri. Bisa berdoa dengan menadahkan kedua tangannya. Ia juga bisa sujud. Bisa makan sendiri dengan tangannya ataupun dengan sendok. Bisa minum dengan gelas dan dengan pipet. 

Aqilah bisa merobek kertas sejak usia 4 bulan. Dan ia sangat menyukai buku, sehingga buku dan pulpen harus menjadi "sangu" untuk menenangkannya di acara apapun. Aqilah juga sudah bisa berinteraksi dengan orang lain. Bermain dan mempertahankan barang miliknya. Aqilah juga sudah bisa salim, cium tangan dan sun sayang. Yang paling melekat pada Aqilah adalah, Aqilah pintar menggaruk bagian tubuhnya yang dirasa gatal dengan sangat lihai, lentur, sejak usia 4 bulan. Aqilah sudah bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dari duduk kemudian berdiri selama semenit. Atau bahkan lebih dari semenit jika dalam keadaan tidak sadar bahwa ia tidak berpegangan. 

Aqilah bisa memanggil "Abi", "Iii - Mii", "Mamam" dengan fasihnya. Ia juga bisa memanggil "Tataaak=kakak", "Mbah", "baca", "buku",  dan banyak perbendaharaan lain yang sekalipun belum fasih, ku tau pasti dia sedang menyebut kata yang sama seperti yang kuucap. Sebab ia mengulangnya dengan nada yang sama denganku. Aqilah suka sekali melihat binatang, air dan rumput. Aqilah juga suka dengan semua pernak-pernik penghias rumah yang kubuat dari kertas lipat berwarna-warni. Juga wallsticker yang kutempelkan di dinding rumah. Ia kerap menunjuk-nunjuk seolah berkata, bunga, jerapah, burung, tapi dengan bahasanya sendiri. Seolah mengajariku.


Yang paling baru, Aqilah suka sekali meniru. Apa yang kukerjakan dan yang suamiku kerjakan, ditirunya dengan gayanya. Yang satu ini jelas mengundang tawa. Sebab, kami sama sekali tidak menyangka bahwa akan seindah ini. Satu hal yang kusyukuri, apapun yang kuajarkan kepadanya, ia bisa menangkapnya dengan segera. Pe-er untukku agar tidak berbuat hal yang tidak baik yang kemudian bisa ditirunya. 


Subhanallah!! Allaahu Akbar!! Semoga cita-cita kami untuk membentuk keluarga penghafal qur'an dapat terwujud. Aamiin!

















0 komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan jejak anda di sini ya... :D