11 Mei 2013

My Kind Of Wonderfull

Tentunya semua anak di dunia ini pernah merasakan suka dan duka dengan ibunya. Perasaan haru, rindu, dan sayang yang menyatu dalam ikatan yang tak lekang oleh waktu. Perkara hubungan ibu dengan anaknya bukan hanya persoalan dunia. Melainkan juga akan terbawa hingga ke akhirat kelak. Itulah sebabnya, berkali-kali Allah memperingatkan perihal ini di dalam ayat-ayat cinta-Nya. 

Allah Swt berfirman : 
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An Nisa: 36). 
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua..”(QS. Al An’am: 151). 
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23). 

Di dalam sebuah hadits Rasulullah juga disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak untuk aku perlakukan dengan baik?”. Nabi menjawab:“Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi: “lalu siapa”. Nabi menjawab: “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi: “lalu siapa”. Nabi menjawab: “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi: “lalu siapa”. Nabi menjawab: “Ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Muslim, Nabi menjawab: “Ibumu, lalu ayahmu, lalu saudara perempuanmu, lalu saudara laki-lakimu, lalu setelahnya, lalu setelahnya”. Ini semua menunjukkan kedudukan ibu lebih utama untuk ditunaikan haknya dan berbakti kepadanya.

Subhanallah! sekalipun tidak ada perintah itu, senyatanya kita juga tetap harus melakukannya. Siapa yang bisa menafikan perjuangan seorang ibu demi anaknya? Sekalipun Ayah memang turut berperan serta dan harus dihormati juga. And how? Saya ingin membagi sedikit percakapan saya dengan ibu saya via telepon, kemarin malam...

Me : Alhamdulillah, Bu... Jalan Allah memang indah. Ada yang nawarin kerjasama untuk buku berseri. Sekarang lagi menggarap satu. Insya Allah akan berlanjut sampai empat atau bahkan lima judul buku. Terima kasih doanya ya, Bu.
Ibu : Alhamdulillah, Mbak. Semua Allah yang ngatur. Ibu cuma bantu do'a kok. Terima kasih juga sama suamimu. Kalau suamimu nggak ridho, nggak akan lancar semuanya.
Me : Tapi kan ridho Ibu sama Bapak juga penting.
Ibu : Tetep harus ridho suami dulu, Mbak. Kalau Ibu sama Bapak selalu ridho. Insya Allah.
Me : (Mewek)
Ibu : Tambah kurus atau begemuk kamu, Mbak?
Me : Tetep-tetep aja lah bu, kayak terakhir ketemu. Nggak bisa gemuk juga.
Ibu : Dijaga makannya, Mbak. Sambil nulis, sambil ngemil. Kalau nulisnya malam, nunggu Qila tidur, jangan sampai larut. Kasian badanmu.
Me : Iya Bu...
Ibu : Matamu gimana? Kalau lihat komputer terus nanti bisa tambah rusak tuh. Bisa tambah minusnya. 
Me : Kan berhenti-berhenti, Bu. Pakai kacamata kok (kadang-kadang). Kan niatnya dakwah, Bu. Insya Allah dijaga sama Allah.
Ibu : Mana mau Allah jaga, kalau yang punya badan nggak mau jaga dirinya sendiri.
Me : (Mewek *lagi)
Ibu : Semua yang Mbak lakukan itu diniatkan karena Allah. Allah yang menuhin kebutuhan kita. Dunia kalau dikejar nggak ada habisnya Mbak. Niatnya karena Allah, ya. Bermanfaat buat oranglain. Inget Mbak, tiga amal yang nggak putus kalau nanti meninggal. Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholih sholihah. Beramal dengan ilmu dan bermanfaat buat oranglain. Biar belum bisa sekolah tinggi-tinggi, tetap harus belajar sendiri. Ilmu yang ada yang dibagi ke orang. Pasti malah tambah banyak ilmunya. Didik Qila jadi anak sholihah biar bisa doain kamu, Abinya, Ibu, Bapak nanti kalau udah nggak ada. Kamu juga nurut suami, jadi istri sholihah biar ada yang doain Ibu kalau Ibu sama Bapak nggak ada.
Me : (ngelap airmata)
Ibu : Nggak ngajar, Mbak?
Me : Sudah tadi, Bu. Bantu ngajar ibu-ibu muallaf. Ini juga lagi di tempat ngajar. Tapi anak-anaknya masih pada jalan, jadi nunggu dulu sebentar.
Ibu : Ya sudah, kalau mulai apa-apa jangan lupa bismillahnya ya.
Me : Iya, Bu.

Huaaa... Setelah menikah baru terasa sekali kedekatannya sama ibu. Dulu waktu masih serumah, sering buat onar. Tau bakal nyesel gini kan, baik-baiknya dari dulu ya... :'( 

Ibuku adalah segalanya! Karena Allah aku mencintainya... Semoga kelak Ibu jadi bidadari-bidadari Syurga, ya! Bersamaku juga... Aamiin...

Ibu, Abi Aqilah


Bapakku

Kangeeenn!! Mau pulang... :'(



3 komentar:

  1. Kangen ibu bapak mas mbak semuanyaaa :( baca postingan mak aku jadi pengen pulang T.T

    BalasHapus
  2. orangtua selalu mengingatkan kita akan segala sesuatunya ya mbak

    BalasHapus

Mohon tinggalkan jejak anda di sini ya... :D