13 Maret 2013

[#FF2in1] We Were Here...

"Lagi-lagi... Selalu seperti ini! Emangnya nggak bisa berubah ya? Sedikit saja..." Naya terus mendumal sementara tangannya tak henti bergerak membereskan rumah. Sejenak ia berhenti meluruskan pinggangnya. Memerhatikan sekelilingnya yang sudah terlihat lebih rapi dibanding sebelumnya.

"Pada kemanaan sih ini orang-orang? Ninggalin kotoran tapi nggak ninggalin jejak. Padahal udah tau aku paling nggak suka kotor gini!" Dibukanya pintu kamar Jihan, adik bungsunya. Kosong. Ia lantas beralih menuju kamar Farhan, adiknya yang lahir sebelum Jihan. Juga kosong.

Ia lantas mengikuti suara yang berasal dari kamar Fadlan, kakak sulungnya. "Pada kemanaan sih, Bang?" teriaknya dari depan pintu kamar Fadlan. Fadlan yang ternyata tengah menerima telepon dari temannya itu lantas terburu-buru membukakan pintu. "Nggak tau!" jawabnya singkat. "Eh, baru pulang ya? Tuh, tadi Abang sempet beliin Rainbow Cake. Moga belum dihabisin Jihan ya..." sambung Fadlan sambil mengerlingkan matanya, nakal.

Fiuuhh... Naya mengembuskan nafasnya utuh. Baru pulang kuliah, ketemu rumah berantakan kayak kapal pecah, gerutunya tak juga mereda.

***
"Naya!!" teriak seseorang dari seberang sambungan telepon.
Naya yang baru terbangun dari tidurnya sontak terkejut. "Heh! Siapa nih?"
"Gila! Baru bangun ya? Enak-enakan tidur di rumah. Malah si Jihan yang disuruh ngantar makalah ke kampus. Kasian tau!"
"Jihan?"
"Iyee... Kamu nggak usah balik ke kampus. Makalahnya udah aku serahin ke Pak Yos."
Degg... Hati Naya yang masih menyimpan dongkol karena lelah membersihkan rumah, perlahan mulai membaik. Ia melangkahkan kaki keluar dari kamarnya. Fikirannya masih terbang ke Jihan.
"Taraaa... Silahkan dicicipi..." Farhan yang menyadari kehadiran kakaknya di dapur, langsung menyambutnya dengan sumringah. "Kakak kan udah capek bersihin rumah, sekarang waktunya makan!"
"Lagian kenapa sih hobi banget ngotorin rumah? Dikira kakak nggak capek ngeberesinnya? Coba aja Mama sama Ayah masih ada, bakal kena marah tuh kalian semua!"
Mendengarnya, air muka Farhan berubah...
"Eittss... napa tuh muka? Mau nangis? Eh, jangan dong! Kakak ngomong begini biar kalian tuh bisa bantu kakak jaga kebersihan rumah ini."
"Udah... sekarang waktunya makan!" Fadlan tiba-tiba muncul dari arah belakang. Mencairkan suasana. "Lusa, kita liburan ya... Abang udah pastikan jadwal kalian nggak akan bentrok sama liburan kita."
"Kita kemana Bang?" mendengar kata liburan, Farhan langsung pasang aksi.
"Puncak..." Fadlan, dengan gaya santainya mencomot tempe goreng ala Farhan.
"Ikuuuuuuutt!!" sebuah suara yang memekakkan telinga memaksa pandangan mereka beradu pada satu sosok gadis kecil nan menggemaskan itu.
"Jihaaaannnn!!" teriak Naya. Ia segera berlari memeluk adik kecilnya itu.
Air matanya menetes menahan haru. Sekalipun orangtua telah tiada, tak ada yang bisa menggantikan posisi saudara. Sekalipun sifat mereka berbeda. Sebab hidup akan lebih berwarna karenanya.

-Tulisan ini diikutkan dalam [#FF2in1] ~ Flash Fiction 2in1 Sesi 13 Maret 2013 (1) oleh NulisBuku.com-

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan jejak anda di sini ya... :D