"Suamiku?" Dinda menghela nafasnya dengan malas. Tatapan teman-temannya yang menunggu beberapa kalimat lahir dari bibir mungilnya itu seperti menghujam jantungnya. Bagaimana dia bisa menjawab tatapan itu sementara yang terjadi padanya adalah kebalikan dari apa yang terjadi pada teman-temannya. Mereka semua memiliki suami yang romantis. Bunga, candle light dinner, kado, kejutan, piknik romantis, travelling, sudah pernah mereka dapatkan dari suami mereka. Dan kini mereka bertanya padanya tentang hal serupa.
"Suamiku sama sekali tidak romantis!" katanya tanpa ekspresi berarti.
"Sudah 5 tahun menikah, Din? Sekalipun, Damar tidak pernah bersikap romantis?" Kata-kata Fifi semakin menyudutkannya.
Dinda menggeleng pasrah. "Suamiku memang tidak romantis seperti suami-suami kalian. Bahkan tidak seperti yang kuidamkan sebelum aku menikah, dulu. Tapi, suamiku adalah seorang laki-laki kuat, lembut dan sangat perhatian. Memang tidak ada bunga, candle light dinner, traveling, bulan madu. Tapi Damar tidak pernah tega membiarkanku sendirian mengurus rumah. Sepulang kerja, ia ikut membantuku memasak tanpa kupinta terlebih dahulu. Ia membantuku mencuci baju dan piring. Tak jarang ia membantu membereskan rumah jika aku sibuk mengurus si kecil. Ia juga selalu turun tangan menemani si kecil bermain. Dan yang membuatku selalu terharu, ia bahkan rela menghabiskan waktu mengambil alih tugasku ketika aku sakit. Tanpa mengeluh sedikitpun. sekalipun masakannya keasinan, sekalipun sambil bolak-balik dari dapur ke kamar untuk memastikan kondisiku. Sekalipun berhujan-hujan untuk membelikan makanan kesukaanku."
Dinda menghela nafasnya. Semua mata menatapnya dengan berbinar.
"Itu bahkan lebih dari romantis, Dinda! Kau harus banyak bersyukur.
Dinda tersenyum. "Sangat! Dia anugerah terindahku... I love him so much!"
"And we know, he love you so much too..." Inggrid menyentuh bahunya lembut.
Bersamaan dengan itu, sebuah pesan masuk ke ponsel Dinda.
Sayang, Ayah dan Afra sudah masak spesial buat Bunda, ditunggu di ruang makan ya...
Dinda tersenyum, lebar sekali, "He's Not Romantic, but he's love..."
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan jejak anda di sini ya... :D