Alhamdulillah... nikmatnya malam-Mu ini Rabb...
Semalam ini, aku masih bisa dengan lincahnya menarikan jemari di atas keyboard, di temani nyanyian binatang malam dan gerakan-gerakan alam bawah sadar jiwa-jiwa yang kucintai. Aqilah dan Abu Aqilah, lelakiku.
Aku ingin bercerita tentang mimpi. Dimana kini aku tengah berlari mengejarnya. Aku tak ingin ketinggalan kereta. Bukan pula bermaksud untuk tergesa-gesa. Nyatanya selama ini aku sudah terlalu lama termangu tanpa upaya untuk bangkit. Dan untuk membayarnya, kini aku harus menyediakan porsi tenaga superbesar untuk bisa berlari, mengejar mimpi.
Nyatanya, sedikit bisa kugenggam. Sekalipun ketar-ketir, berharap genggamanku bisa semakin mengencang hingga bisa memuat lebih banyak impian tanpa takut, kepingannya terjatuh dan hilang. Do'a dan usaha, kuyakini itu sebagai kuncinya. Ridho suami dan ridho orangtua. Itu juga kuncinya.
Kau tau kawan, tiap kali aku akan mengirimkan tulisanku untuk event yang sangat sederhana sekalipun, aku selalu menyempatkan diri untuk meminta restu ibuku, juga suamiku. Bahkan ibuku sampai bertanya, "Lho, ini tulisan yang mana lagi? Yang kemarin gimana?"
Aku percaya, hasil itu hanya urusan-Nya. Urusanku ya hanya berusaha dan berdo'a. Apapun hasilnya. Sekalipun kadang harus sebisa mungkin mengatur kata ketika ibuku bertanya, "Lho, bukumu yang terbit di Proumedia itu gimana kabarnya? Kok nggak terbit-terbit? Bukannya sudah diterima? Bukumu yang lain, cepat aja terbitnya..."
Hmmm... susahnya menjelaskan perbedaan antara "Penerbit Mayor" dan "Penerbit Indie" kepada orang tua yang sama sekali tidak faham masalah itu, sama rumitnya ketika kamu lagi sakit gigi plus sariawan di bibir pula tapi maksa kepengen banget makan sop tulang. Oh ibuku... yang kupentingkan adalah ridho dan doamu. Tak pentinglah kapan buku itu terbit... Sudah di Acc saja, rasanya sudah kembali melecutkan semangat menulisku. Hari gini, novel perdana langsung di Acc penerbit mayor... Itu sudah merupakan berkah yang sangat luar biasa! Ini perihal ridhomu, bu... Sebab siapalah aku? kadar ilmuku pun pas-pas.an. Wajar jika nanti novel itu terbit, itu bukan hasilku, tapi itu hasil dari do'a ibu. Juga dukungan yang melangit dari lelakiku.
Allah yang Mahabaik... Engkau pasti mendengar do'a baik yang akhir-akhir ini sering digumamkan suamiku? Pasti. Aku percaya itu! Dan Kau juga pasti mendengar, bahwa setiap kali aku mendengar dengungan itu, semangatku untuk terus menulis, terbakar dengan hebatnya.
"Umi, nanti kita beli laptop satu lagi ya... biar Umi bisa lebih konsen nulisnya. Jadi kalau Umi nulis, Abi bisa jaga Aqilah sambil nonton kartun islami di laptop satunya."
Energi cinta, ternyata sedemikian indahnya! :'(
*Aku sudah mulai belajar menulis 'out of the box' lho... Menulis sesuatu yang 'tabu' dan sebelumnya belum pernah aku tulis... yeayyy!! Aku harus bisa menjadi apapun, siapapun, dengan kondisi apapun yang aku mau! Dengan begitu, potensiku bisa lebih tergali lagi... AMiiinn!! Do'akan aku ya, kawan...
27 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan jejak anda di sini ya... :D