Celak, Pagi, Aku, Aqilah dan Abi

Sudah beberapa hari ini mata kiriku bermasalah. Rasanya panas, dan tidak nyaman. Entah kenapa. Lelah sepertinya. Lalu seperti hari-hari kemarin, aku berinisiatif untuk menggunakan celak. Soalnya sudah sering mendengar dan membaca khasiat dari celak, juga mempercayainya. Salah satunya artikel ini:

Mengenakan celak banyak manfaatnya diantaranya:

Bisa membantu menjaga kesehatan mata, memperkuat cahaya penglihatan juga menjernihkannya, memperlembut materi busuk yang ada dalam mata serta memaksanya keluar, disamping itu juga menjadi hiasan untuk jenis celak tertentu, bila digunakan saat tidur, celak memiliki khasiat lain, karena mengandung fungsi menyelimuti kelopak mata, maka celak dapat menenangkan mata sehingga tidak melakukan gerakan berbahaya selain juga memelihara kealamiannya. Itsmid juga memiliki kesitimewaannya tersendiri.

Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan dari Salim, dari ayahnya secara marfu’:

“Gunakan itsmid, karena itsmid bisa menjernihkan pandangan mata dan menumbuhkan bulu mata” (Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam Asy-Syama’il dan juga oleh Al-hakim serta dinyatakan Shahih oleh Beliau, serta disepakati oleh Adz-Dzhahabi)

Sementara dalam kitab Abu nu’aim disebutkan, “Sesungguhnya itsmid itu dapat menumbuhkan bulu mata, menghilangkan kotoran dan menjernihkan pandangan.” (dikeluarkan oleh Ath-Thabrani dn Ibnu Abi Ashim dari Ali, dan sanadnya hasan)

Sementara dalam sunan Ibnu Majah juga dari Ibnu Abbas رضي الله عنه secara marfu’ diriwayatkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

“Celak yang terbaik buat kalian adalah Itsmid. Karena itsmid dapat menjernihkan penglihatan dan menumbuhkan rambut.” ((Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi dan dinyatakan hasan oelh beliau, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah , Ibnu Hibban dan Al-Hakim dalam Ash-Shahih kedua ulama itu, juga oleh Ath-Thabrani dan Abu Nu’am dakam Al- hilyah.)

ITSMID adalah sejenis batu hitam bahan dasar celak didatangkan dari Ashfahan (Persia), yakni jenis celak terbaik, didatangkan dair belahan barat, yang terbaik dari jenis celak ini adalah yang paling mudah melekat namun bagian dalamnya halus, tidak mengandung kotoran.

Disalin dari Kitab “METODE PENGOBATAN NABI” oleh Syaikh Ibnu Qoyyim (Thabibun Nafsi), penerbit Griya Ilmu.

(dikutip dari : artikelassunnah.blogspot.com)

Berbekal pengetahuan seperti itulah, yang membuat aku rajin menggunakan celak sejak 5 tahun-an lalu. Bahkan sejak aku menikah, celak ini menjadi salah satu barang berhargaku. Bagaimana tidak, satu-satunya kosmetik yang aku kenakan memang hanya celak dan bedak. Itu saja sudah lebih dari cukup untuk membuat riasanku berbeda. Tidak tabarruj, namun juga sukses membuang kesan "kucel" dari wajahku. Kata muridku, aku terlihat pucat kalau tidak menggunakan celak. Hehehe. Ternyata mereka memperhatikanku juga ya? Wajar sebenarnya, sebab mataku saja yang nampak. Yang lain 'kan tidak... :P

Dan seperti pagi ini juga. Pagi-pagi buta bahkan sebelum aku menyentuh pekerjaan rumah, terlebih dahulu kusematkan celak pada bagian bawah dan atas mataku. Sebenarnya dengan alasan mataku yang sakit itu. Tapi ternyata berbuah lain. :)

Sepulang shalat berjamaah di masjid dan mengisi ta'lim di santri putri, suamiku datang dengan mengulum senyum. Lantas berkata pada Aqilah yang asyik bermain (Aqilah memang terbiasa bangun shubuh), "Aqilah, seger banget ya. Umi cantik banget pagi ini!"

Huahhh... entah seperti apa rona wajahku. Adegan ini sudah sering terjadi lho! :) Terimakasih celak...

ini jenis celak yang aku pakai...